Latihan Karate, Ruang Tanpa Batas Usia dan Latar Belakang Latihan Karate, Ruang Tanpa Batas Usia dan Latar Belakang

Latihan Karate, Ruang Tanpa Batas Usia dan Latar Belakang

Senpai Arnold dan Senpai Bilgets Ouenang (kanan), Senpai Arnold dan salah satu peserta Ibu Rumah Tangga usia mengikuti kegiatan latihan rutin (kiri bawah), dan foto bersama para peserta dari berbagai usia dan latar belakang bersama para pelatih beberapa waktu lalu (kiri atas). (Foto : dok/John/ist)

Dari anak-anak hingga orang tua, semua menyatu dalam semangat dan disiplin dojo

SMSNEWS.id | Batam - Suara teriakan penuh semangat menggema dari tengah lapangan tempat latihan rutin karate Dojo Gagak Timur Batam, salah satu klub karate di bawah naungan Induk Organisasi Olahraga (INORGA) Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) yang tergabung dalam Cabang Olahraga (CABOR) Yayasan Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) Federasi Karate Tradisional Indonesia (FKTI) Koordinator Cabang (Korca) Kota Batam.

Anak-anak kecil, remaja, orang tua bahkan lansia tampak antusias mengikuti setiap instruksi. Inilah bukti nyata bahwa latihan karate terbuka bagi siapa saja—tanpa memandang usia, profesi, atau latar belakang sosial.

Beragam Usia dalam Satu Dojo

Para peserta didik karate saat mengikuti latihan rutin di Dojo Hikari, Sabtu (7/6/25). (Foto : dok/John/ist)


Dalam satu sesi latihan, Minggu (8/6/25) di Lapangan Engku Hamidah, tepatnya di depan Edukits Sungai Panas, Batam Center, Kota Batam, terlihat seorang pelajar SD berdiri bersebelahan dengan seorang ibu rumah tangga.

Mereka semua mengenakan seragam karate yang sama, mengikuti gerakan dasar dengan penuh konsentrasi. Semangat yang terpancar dari setiap gerakan mereka menandakan bahwa karate bukan sekadar olahraga, tapi cara hidup.

Kutipan dari Pelatih

Senpai Arnold (kiri) dan Senpai Bilgets Ouenang (kanan) usai melaksanakan kegiatan latihan rutin bersama para peserta didik karate beberapa waktu lalu di Dojo Hikari, tepatnya di Fasum Perumahan Pondok Asri, Sungai Panas, Batam Center, Kota Batam. (Foto : dok/Ohn/ist)

Paulus Pela yang akrab disapa Senpai Arnold, mengatakan bahwa latihan karate itu tidak memandang usia dan latar belakang, siapa saja bisa bergabung.

“Di dojo, kita semua setara. Yang terpenting bukan siapa mereka, tapi bagaimana mereka berusaha dan menghormati proses,” ujar Senpai Arnold, yang telah melatih karate belasan tahun itu.

Senpai Arnold menyebutkan bahwa membekali diri dengan kemampuan beladiri itu sangat penting, "Apalagi kita hidup di Kota, setidaknya kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang tidak di inginkan, contohnya ketika tiba-tiba ada orang lain yang ingin menyerang atau melukai kita, setidaknya kita bisa melakukan penyelamatan diri dengan kemampuan dan teknik yang kita pelajari selama latihan karate," pungkasnya.

Cerita Peserta

Jonrius Sinurat (39) yang mengenakan sabuk merah (paling kiri) bersama para peserta lainnya dari berbagai usia dan latar belakang bersama para pelatih usia mengikuti kegiatan latihan rutin di Dojo Gagak Timur Batam beberapa waktu lalu. (Foto : dok/John/ist)

Jonrius Sinurat (39), mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Riau Kepulauan (UNRIKA) yang kesehariannya menjalankan profesi jurnalis, mengaku awalnya hanya ingin mengantar jemput dan menemani anak-anaknya latihan.

“Tapi lama-lama saya ikut tertarik. Dan sekarang saya ikut latihan bersama anak-anak saya, untuk membakar semangat anak-anak juga dan memberikan motivasi pentingnya olahraga beladiri karate,” katanya sambil tersenyum bangga.

Rafika Haira (24), Ibu Rumah Tangga (kanan) usai mengikuti kegiatan latihan rutin di Dojo Gagak Timur Batam, Minggu (8/6/25) saat diwawancarai wartawan media ini. (Foto : dok/John/ist)

Salah satu peserta lainnya, Rafika Haira (24), Ibu Rumah Tangga yang memiliki satu anak laki-laki mengaku senang untuk ikut latihan karate bersama anak-anak dan mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga.

"Selain untuk meningkatkan kemampuan beladiri, saya juga ingin mengeksplor hal baru yang bernilai positif," ujar Rafika Haira.

Meisya (7), salah satu peserta sabuk biru (dua dari kanan) bersama para pelatih usia mengikuti latihan gabungan seluruh Dojo/Klub karate yang tergabung dalam FKTI Korca Batam beberapa waktu lalu di Alun-alun Engku Putri Kota Batam. (Foto : dok/John/ist)

Selain kedua peserta yang telah berstatus orang tua itu, Meisya (7), salah satu peserta sabuk biru mengaku bangga sehari-hari bisa berlatih karate bersama orang-orang yang jauh di atas umurnya.

"Senang om, saya latihan mulai dari TK, Alhamdulillah sekarang saya sudah sabuk biru walaupun masih kelas 1 SD," ujarnya dengan penuh semangat ketika diwawancarai wartawan media ini.

Karate Sebagai Sarana Penyatuan

Karate bukan hanya melatih fisik, tapi juga nilai-nilai universal seperti disiplin, saling menghormati, dan kebersamaan. Latihan yang dilakukan bersama lintas usia menciptakan rasa kebersamaan dan toleransi yang kuat antaranggota.

Latihan karate membuktikan bahwa tak ada kata terlambat atau terlalu awal untuk mulai belajar. Di atas tatami, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang—tanpa dibatasi usia ataupun latar belakang. Karate, pada akhirnya, adalah tentang perjalanan pribadi menuju versi terbaik dari diri sendiri. (Kristina)

Editor : Red


Lebih baru Lebih lama