![]() |
| Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega (kiri). (Foto : dok/net/ist) |
SMSNEWS.id | Jakarta — Dalam forum nasional Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025, suara keprihatinan terhadap situasi sosial di Papua kembali mengemuka. Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, menyerukan agar Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI) — keuskupan yang menaungi umat Katolik di lingkungan TNI dan Polri — lebih aktif berperan dalam membangun pendekatan damai dan kemanusiaan di Papua.
Sebagaimana dilaporkan pbdnews.com, Mgr. Datus menyebut bahwa OCI memiliki peran strategis karena jaringannya melekat langsung dengan aparat negara yang sering bersentuhan dengan masyarakat di wilayah-wilayah rawan konflik. Potensi tersebut, katanya, harus dioptimalkan untuk menumbuhkan kepercayaan, memperkuat komunikasi, dan membuka jalan bagi rekonsiliasi.
“Kehadiran Gereja dalam tubuh TNI dan Polri bisa menjadi jembatan untuk memperkuat dialog kemanusiaan dan membangun kepercayaan di masyarakat,” kata Mgr. Datus, Selasa (4/11/25).
Ia menegaskan, pendekatan militeristik tidak cukup untuk menyelesaikan masalah Papua yang kompleks. Dibutuhkan pendekatan humanis dan pastoral, yang tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga memperhatikan dimensi kemanusiaan dan kesejahteraan rakyat Papua.
“Pendekatan Gereja adalah pendekatan hati. Sinergi antara iman dan tugas negara harus menghasilkan buah keadilan dan damai sejahtera,” tegasnya.
Menanggapi seruan tersebut, Wakil Uskup Ordinariatus Castrensis Indonesia, Romo Kolonel (Sus) Yos Bintoro, Pr, menyampaikan komitmen OCI untuk terus menjadi mitra moral bagi aparat negara dalam menanamkan nilai-nilai kasih, keadilan, dan kemanusiaan.
“OCI selalu berupaya menjadi jembatan kasih dan persaudaraan. Kami percaya bahwa pelayanan mental rohani kepada anggota TNI dan Polri dapat menumbuhkan semangat kemanusiaan dan keadilan di setiap lini tugas, termasuk di Papua,” ujarnya.
SAGKI 2025 yang berlangsung di Jakarta menjadi momentum strategis bagi Gereja Katolik untuk meneguhkan kembali arah pastoralnya di tengah realitas bangsa yang penuh tantangan. Dengan seruan dari Papua ini, Gereja menegaskan tekadnya untuk bersinergi dengan semua pihak dalam membangun Indonesia yang damai, adil, dan berbelarasa — mulai dari tanah Papua hingga seluruh pelosok negeri. (Jos)
Editor : Red
