Hari Tunawisma: "Memanusiakan Sesama, Menemukan Wajah Kristus di Jalanan" Hari Tunawisma: "Memanusiakan Sesama, Menemukan Wajah Kristus di Jalanan"

Hari Tunawisma: "Memanusiakan Sesama, Menemukan Wajah Kristus di Jalanan"

Oleh: Nimrod Siahaan (Ketua Pemuda Katolik Komda Provinsi Kepulauan Riau). (Foto : dok/John/ist)

SMSNEWS.id | Batam - Setiap tanggal 10 Oktober, dunia memperingati World Homeless Day—Hari Tunawisma Sedunia. Ini bukan sekadar agenda tahunan, melainkan momen profetik bagi kita semua, terlebih bagi umat beriman, untuk kembali memaknai kasih sejati dalam wajah konkret kemanusiaan. Sebab di balik statistik kemiskinan dan bangunan reyot yang kita abaikan, tersembunyi wajah-wajah Kristus yang menderita.

Sebagai Ketua Pemuda Katolik Komda Kepulauan Riau, saya mengajak kita semua untuk tidak menjadikan Hari Tunawisma sekadar rutinitas wacana, melainkan momentum untuk melihat lebih dalam: siapa mereka yang kita sebut tunawisma? Bukan hanya orang yang tidak memiliki atap untuk berteduh, tetapi juga mereka yang kehilangan tempat dalam hati kita—karena stigma, karena ketakpedulian, karena kita terlalu sibuk membangun istana kenyamanan sendiri.

Gereja Katolik, dalam ajarannya, selalu berpihak pada yang kecil, miskin, dan terpinggirkan. Paus Fransiskus bahkan berulang kali menegaskan bahwa Gereja sejati adalah Gereja yang "keluar"—berani menjemput yang tersisih dan hidup bersama mereka. Dalam Evangelii Gaudium, Paus mengingatkan bahwa kita dipanggil untuk menjadi murid-murid yang turun ke jalanan, bukan tinggal di altar kenyamanan.

Peringatan ini mengajak kita untuk bertanya: apakah kita masih mampu merasa terganggu oleh penderitaan sesama? Ataukah hati kita telah menjadi terlalu keras, terlalu sibuk, terlalu religius namun kehilangan belas kasih?

Sebagai pemuda Katolik, kita dipanggil bukan hanya untuk menjadi penerus Gereja, tetapi menjadi wajah Gereja itu sendiri—yang berani menyapa, menyentuh, dan melayani. Kehadiran kita harus menjadi tanda bahwa setiap manusia berharga, tanpa syarat. Bahwa menjadi manusia berarti bersedia hadir dalam luka-luka orang lain, dan menjadi bagian dari penyembuhan itu.

Saya mengajak seluruh masyarakat, umat beriman, dan terutama kaum muda, untuk menjadikan Hari Tunawisma sebagai ajakan konkret: bukan hanya berdonasi sesekali, tapi membangun ekosistem kepedulian. Kita bisa memulai dengan hal kecil—melihat, menyapa, dan mengakui keberadaan mereka. Sebab perhatian yang paling sederhana bisa menjadi titik balik kemanusiaan yang paling besar.

Semoga melalui peringatan ini, kita tidak hanya mengenang mereka yang hidup tanpa rumah, tetapi membangunkan hati kita sendiri yang mungkin sudah lama kehilangan "rumah kasih"—tempat di mana Allah tinggal dalam rupa sesama.

Sebab, seperti sabda Kristus dalam Matius 25:40, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.”

Mari kita bangun rumah bersama—di dalam hati, di tengah masyarakat, dan dalam tindakan nyata.

Oleh: Nimrod Siahaan (Ketua Pemuda Katolik Komda Provinsi Kepulauan Riau)

Lebih baru Lebih lama