 |
| Penulis J. Silaen. (Foto : dok/ist) |
Oleh: J. Silaen
SMSNEWS.id | Sorong - Judul tulisan "Wartawan dan LSM Beda, Tidak Bisa Saling Mencampuri" terangkat atas pertanyaan dari STIKES (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Sorong ketika saya (wartawan_red) memberikan kuliah dadakan di STIKES Sorong memenuhi permintaan salah seorang dosen, meminta untuk memberikan apa arti 5W+1H.
Kuliah dadakan yang berdurasi kurang lebih dua jam itu diberikan kesempatan tanya-jawab kepada mahasiswa/i STIKES tentang perbedaan tugas wartawan dengan tugas LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
Pertanyaan sangat menarik bagi pemateri dan menjawab sesuai pertanyaan. Jawaban nya adalah perbedaan utama wartawan dan LSM terletak pada tujuan, fungsi, dan independensinya. Wartawan berfokus pada pelaporan berita yang objektif dan independen melalui media massa masing-masing tempat wartawan bekerja, terkait pada kode etik jurnalistik. Sedangkan LSM bertujuan mengadvokasi nilai atau kelompok tertentu secara terbuka, dan dapat bersifat objektif dalam memperjuangkan aspirasinya.
Kesimpulannya, Wartawan bertugas mengumpulkan dan menjelaskan informasi secara faktual, objektif, dan independen kepada publik melalui media massa.
Fungsi: meliput peristiwa, menganalisis dan melaporkannya kepada masyarakat.
Regulasi: mengikuti kode etik jurnalistik dan diatur oleh undang-undang pers dengan penekanan pada verifikasi objektivitas dan independensi dan bebas dari kepentingan di luar kerja jurnalistik dan tidak diperbolehkan merangkap pekerjaan yang bertentangan dengan prinsip jurnalistik, seperti menjadi pekerja LSM misalnya.
Intinya, wartawan adalah profesi yang bertugas memberikan informasi secara objektif dan independen kepada publik, sementara LSM adalah organisasi yang bertugas untuk tujuan dan kepentingan tertentu secara advokatif.
Kedua entitas tersebut memiliki fungsi kontrol sosial dan pengawasan dengan pendekatan dan tujuan yang berbeda, sehingga tidak boleh saling mencampuri.