Pergi Tanpa Pamit, Pulang Tanpa Nyawa: Jenazah WNI Korban Kekerasan di Kamboja Tiba Tanah Air Pergi Tanpa Pamit, Pulang Tanpa Nyawa: Jenazah WNI Korban Kekerasan di Kamboja Tiba Tanah Air

Pergi Tanpa Pamit, Pulang Tanpa Nyawa: Jenazah WNI Korban Kekerasan di Kamboja Tiba Tanah Air

Pergi Tanpa Pamit, Pulang Tanpa Nyawa: Jenazah WNI Korban Kekerasan di Kamboja Tiba Tanah Air. (Foto : dok/ist)

SMSNEWS.id | Medan - Hingga triwulan III tahun 2025, KBRI Phnom Penh menangani 4.030 kasus WNI yang meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan periode yang sama pada 2024. 

Kenaikan angka kasus terjadi meskipun Dubes RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, berulang kali mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak mudah tergiur tawaran kerja luar negeri dengan iming-iming pekerjaan mudah, gaji tinggi, dan minim syarat. 

"Peningkatan kesadaran dan kolaborasi berbagai pihak dinilai penting untuk memperkuat pelindungan WNI di Kamboja," kata Dubes Santo.

Jenazah warga Negara Indonesia (WNI) bernama Argo Prasetyo (AP) asal Langkat, Medan, Sumatera Utara, diberangkatkan dari Phnom Penh, Kamboja, pada Kamis (13/11/25). 

Jenazah tiba di Bandara Kualanamu pada Jumat (14/11/25) dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga. 

AP meninggal dunia pada 30 September 2025 akibat cedera kepala berat sebagaimana tercantum dalam laporan resmi Kepolisian Kamboja.

AP ditemukan dalam kondisi terlantar di pinggir jalan di Provinsi Svay Rieng yang berjarak sekitar 120 kilometer dari Phnom Penh dan dekat perbatasan Kamboja–Vietnam. 

Petugas sempat mengira AP merupakan warga Vietnam karena ia tidak dapat berkomunikasi dengan baik akibat luka di wajah dan tubuhnya yang sangat parah.

Identitas AP baru diketahui setelah informasi tentangnya viral di media sosial. 

KBRI Phnom Penh kemudian menelusuri keberadaan AP hingga pada pagi hari 30 September 2025 diketahui bahwa ia dirawat di RS Umum Svay Rieng. 

Namun, AP meninggal dunia pada sore harinya akibat cedera yang dideritanya.  

AP diduga bekerja secara non-prosedural di Kamboja sehingga tidak diketahui lokasi kerjanya sebelum kejadian tersebut. 

Situasi ini membuat penanganan pemulangan jenazah menjadi terkendala. 

Pemulangan jenazah akhirnya dapat dilakukan setelah bantuan pembiayaan berhasil dihimpun dari para donatur. 

KBRI Phnom Penh secara resmi telah meminta aparat hukum Kamboja melakukan investigasi menyeluruh atas kasus kematian AP yang diduga kuat melibatkan tindakan penganiayaan berat. 

Proses penyelidikan masih berlangsung dan akan terus dipantau oleh KBRI. (Gomal)

Editor : Red

Lebih baru Lebih lama