Semangat Juang Anak Batam! Dojo Gagak Timur dan Hikari Raih 47 Medali di Kejuaraan Karate Tradisional Zona 1 Sumatera 2025 Semangat Juang Anak Batam! Dojo Gagak Timur dan Hikari Raih 47 Medali di Kejuaraan Karate Tradisional Zona 1 Sumatera 2025

Semangat Juang Anak Batam! Dojo Gagak Timur dan Hikari Raih 47 Medali di Kejuaraan Karate Tradisional Zona 1 Sumatera 2025

Semangat Juang Anak Batam! Dojo Gagak Timur dan Hikari Raih 47 Medali di Kejuaraan Karate Tradisional Zona 1 Sumatera 2025. (Foto : dok/John/ist)

SMSNEWS.id | Batam — Teriakan semangat dan tepuk tangan riuh terdengar di atrium Nagoya Hill Batam di akhir pekan, Sabtu dan Minggu (11-12/10/25). Ratusan atlet karate muda dari berbagai provinsi di Sumatera menampilkan kemampuan terbaiknya dalam Open Turnamen Karate-Do Tradisional Zona 1 Sumatera 2025.

Namun, sorotan utama datang dari Dojo Gagak Timur dan Dojo Hikari Kota Batam, yang sukses membawa pulang 47 medali—sebuah pencapaian luar biasa bagi kontingen tuan rumah.

Atlet Dojo Gagak Timur dan Dojo Hikari bersama Senpai Arnold (paling pinggir kanan). (Foto : dok/John/ist)

Dominasi Atlet Muda Batam

Dari total 31 kategori pertandingan, kedua dojo asal Batam itu menyapu bersih medali di hampir semua kelas.

Raihan 22 emas, 12 perak, dan 13 perunggu menjadi bukti kerja keras 22 atlet muda yang tampil gigih sejak awal babak penyisihan hingga final.

Pimpinan Dojo Gagak Timur, Senpai Arnold, tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya.

“Mereka latihan tanpa kenal lelah. Anak-anak ini bukan hanya berjuang untuk menang, tapi juga membuktikan bahwa disiplin dan semangat pantang menyerah selalu berbuah hasil,” ujar Senpai Arnold penuh rasa haru.

Sementara itu, pimpinan Dojo Hikari, Senpai Bilgets yang juga merupakan atlet dari Dojo Gagak Timur peraih 5 medali emas dari 5 kategori yang diikuti pada kelas pemuda, turut mengapresiasi perjuangan anak didiknya.

“Tiga atlet kami pulang membawa medali perak dan perunggu. Ini bukti bahwa kualitas tidak ditentukan jumlah, tapi tekad dan komitmen. Kami ingin anak-anak terus mencintai karate sebagai jalan hidup, bukan sekadar olahraga,” ucap Bilgets dengan bangga.

Ketua KORMI Provinsi Kepri, Wahyu Wahyudin (kiri) saat menyerahkan piala bergilir kepada Ketua FKTI Korca Batam, M. K. Khoiry. (Foto : dok/John/ist)

Inspirasi dari Ketua KORMI Kepri

Ketua KORMI Provinsi Kepri, Wahyu Wahyudin, S.E., M.M., yang hadir langsung membuka turnamen, memberikan pesan penuh motivasi kepada seluruh peserta.

“Kalian semua adalah kebanggaan daerah. Jangan pernah berhenti berlatih. Setiap keringat di dojo hari ini adalah investasi masa depan olahraga Kepri,” ujarnya bersemangat saat menyampaikan sambutannya pada acara pembukaan turnamen tersebut, Sabtu (21/10/25).

Atlet Dojo Gagak Timur dari kanan ke kiri, Rama Aditya Lubis - Cornelius Nielsen Sinurat - Andrean Sabda - M. Kefin - Yusuf Riski Saputra - Ardian Diri Tobi. (Foto : dok/John/ist)

Suara dari Arena

Salah satu atlet muda, Aditya, yang meraih emas di kategori Kumite Kadet, mengaku hasil ini menjadi motivasi besar untuk terus berlatih.

“Saya ingin bisa mewakili Kepri ke tingkat nasional. Terima kasih buat pelatih dan teman-teman dojo yang selalu semangatin,” katanya dengan senyum bangga.

Tak kalah haru, Bapak Herianto salah satu orang tua atlet Yusuf peraih medali emas kelas 12-15 tahun kategori No Bungkai Putra, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada para pelatih.

“Kami lihat sendiri bagaimana anak-anak ini tumbuh jadi disiplin dan berani. Karate mengajarkan mereka menghormati lawan dan tidak mudah menyerah,” ungkapnya.

Herianto (paling pinggir kiri) bersama atlet kelas pemuda Putri kategori KATA Perorangan. (Foto : dok/John/ist)

Batam Kian Dikenal di Dunia Karate Tradisional

Dengan hasil luar biasa ini, Batam menegaskan diri sebagai salah satu pusat pembinaan karate tradisional terbaik di zona Sumatera.

Kolaborasi antara INKAI-FKTI Korca Batam dan Korda Kepri mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan lembaga olahraga.

Turnamen yang memperebutkan Piala Bergilir Ketua KORMI Kepri itu bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan sportivitas bagi generasi muda.

“Juara boleh berganti, tapi semangat karate dan nilai-nilai moral harus tetap hidup,” tutup Senpai Arnold. (Lia)

Editor : Red

Lebih baru Lebih lama