BNPB: 3,2 Juta Warga Terdampak Bencana Sumatera, Ribuan Rumah Hancur BNPB: 3,2 Juta Warga Terdampak Bencana Sumatera, Ribuan Rumah Hancur

BNPB: 3,2 Juta Warga Terdampak Bencana Sumatera, Ribuan Rumah Hancur

BNPB: 3,2 Juta Warga Terdampak Bencana Sumatera, Ribuan Rumah Hancur. (Foto : dok/ist)

SMSNEWS.id | Jakarta - Dampak bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat terus meluas. Data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Rabu (3/12/25) pukul 15.33 WIB, menunjukkan eskalasi korban yang mengkhawatirkan: 811 orang meninggal, 623 hilang, serta lebih dari 2.600 orang luka-luka.

Bencana yang menyapu pemukiman dan infrastruktur ini menimbulkan kerusakan yang luar biasa. BNPB mencatat lebih dari 3,2 juta warga terdampak di 49 kabupaten/kota. Jutaan di antaranya terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri: 1,5 juta di Aceh, 538.800 di Sumut, dan 106.200 di Sumbar.

Korban meninggal terbanyak berada di Kabupaten Agam yang mencapai 143 jiwa, lalu Aceh Utara 112 jiwa, Tapanuli Tengah 86 jiwa, dan Tapanuli Selatan 79 jiwa.

Kerusakan pemukiman dan fasilitas umum sangat masif: 3.600-an rumah rusak berat, 2.100-an rusak sedang, serta 4.900-an rusak ringan. Kerusakan pada sekolah, rumah ibadat, hingga jembatan membuat warga semakin terisolasi.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Marwan Dasopang menilai kondisi lapangan masih jauh dari kata terkendali. Banyak jenazah belum berhasil dievakuasi karena akses terputus.

“Masih ada mobil yang tertimbun. Itu manusia semua di dalamnya. Belum bisa dijangkau,” ujar Marwan Dasopang di Jakarta, Rabu (3/12/25).

Ia menegaskan mobilisasi bantuan terkendala buruknya infrastruktur yang rusak diterjang bencana.

“Distribusi ke lokasi terisolasi tidak mudah. Ada yang hanya bisa ditembus dengan jalan kaki,” jelasnya.

Marwan menekankan perlunya satu komando penanganan bencana agar negara hadir lebih kuat dan menyeluruh.

“Saya mendesak status darurat nasional. Dengan begitu seluruh elemen pemerintah akan turun full membantu,” katanya.

Menurutnya, waktu menjadi musuh terbesar upaya penyelamatan.

“Kalau terlambat, warga yang masih bertahan bisa jatuh sakit dan nyawanya melayang,” ucapnya.

DPR meminta pemerintah mempercepat penanganan dan percepatan logistik ke semua titik terdampak tanpa kecuali. (*/Red)

Editor : John

Lebih baru Lebih lama